Masihkeren.com - Kisah nyata The Conjuring 2 Sangat Mengerikan , film terkini dari pengarah adegan James Wan, mulai diputar di bioskop Indonesia pada Jumat (10/6/2016) ini. Semacam film pertama, film mengenai Ed dan Lorraine Warren ini juga diadaptasi dari permasalahan supranatural yang terjadi di mayapada nyata.
The Conjuring 2, diangkat dari suatu permasalahan yang menggoncang Inggris pada tahun 1977-1979 yang menimpa keluarga Hodgson. Dalam jangka waktu tersebut Peggy Hodgson, seorang janda beranak empat, harus melihat momen janggal yang terjadi dalam rumahnya.
Pusat momen ini, adalah Janet Hodgson, anak perempuan nomor dua di keluarga ini. Di satu titik dalam permasalahan Enfield, ia mulai menunjukan konduite aneh. Ia bahkan berkata dengan suara seorang lelaki tua.
Permasalahan ini, menjadi begitu fenomenal sebab diselidiki oleh sejumlah pakar dan media. Tumpukan gambar dan rekaman audio dari kejadian ini, membikin momen konkret Enfield ini disebut-sebut sebagai permasalahan paranormal yang paling tidak sedikit didokumentasikan dalam sejarah.
Selain yang percaya permasalahan ini adalah momen supranatural, tidak sedikit yang juga berpendapat bahwa momen di Enfield adalah hoax semata. Tetapi, itu tidak menghalangi keberminatan media untuk semakin membawa topik ini. Tidak hanya postingan di media, film dokumenter bertajuk Interview with a Poltergeist dari Channel 4 sudah diangkat dari momen ini, sebut saja. Sebagian besar, memuat sejumlah pengakuan saksi mata kejadian ini.
Masihkeren.com merangkum pengakuan dari beberapa sumber mengenai pengakuan enam saksi mata momen konkret di Enfield, yang menjadi basis cerita The Conjuring 2.
Vic Nottingham
Vic Nottingham, adalah tetangga dekat keluarga Hodgson. Pria bertubuh besar itu bekerja sebagai tukang bangunan. Sebab itu, ia memiliki pengetahuan soal rumah-rumah yang mengeluarkan bebunyian tidak wajar sebab persoalan teknis.Tetapi momen yang ia alamiah di rumah Nyonya Hodgson tidak bisa ia jelaskan dengan pengalamannya selama ini.
Vic Nottingham dimintai bantu oleh keluarga Hodgson untuk mengecek rumahnya, saat gangguan timbul pertama kali. Ketika masuk ke rumah tersebut, ia mendengar suara ketukan yang tidak biasa. "Aku mengecek ke rumah itu dan aku mendengar suara ketukan di dinding. Suara ketukan itu mengikutiku ke mana pun," tutur Vic Nottingham.
Hazel Short
Seorang tetangga keluarga Hodgson, Hazel Short, pernah melihat momen ganjil yang dialami Janet Hodgson. Ia memperhatikan gadis perempuan tersebut sedang tidur telentang, namun ia terkesan melayang di kamarnya. "Ia juga naik turun di depan jendela kamarnya," katanya.Begitu masuk ke rumah, Hazel Short mulai memikirkan apa yang baru dilihatnya. Ia lalu tidur telentang di kasurnya, mencari tutorial bagaimana ia bisa melakukan faktor yang dilakukan Jane. Niscaya saja, Hazel Short tidak sanggup melakukannya.
Carolyn Heeps, Polisi
Awalnya, saat memenuhi panggilan untuk mengecek kejadian tidak biasa di rumah keluarga Hodgson, petugas polisi Carolyn Heeps konfiden bahwa itu segala hanya keusilan anak kecil belaka.
Tetapi tidak lama kemudian ia memperhatikan sendiri abnormalitas di rumah ini. Suatu lokasi duduk bergerak sendiri tanpa ada seorang pun yang mendorongnya. "Aku coba mencek apa ada kabel alias sesuatu di lokasi duduk tersebut, tapi tidak ada yang tidak biasa di sana," ujarnya.
Ia lantas menyarankan keluarga Hodgson untuk mencari donasi dari pihak lain. Menurut Carolyn Heeps, permasalahan ini tidak bisa ditangani oleh polisi.
Graham Morris dan Douglas Bence Gambargrafer dan Reporter Daily Mirror
Seusai polisi menyerah untuk memecahkan rahasia di rumah mereka, keluarga Hodgson berpaling mencari donasi media. Salah satu media yang mereka hubungi, adalah Daily Mirror.
Graham Morris, yang bekerja sebagai gambargrafer Daily Mirror, menyebut awalnya pihaknya tidak menggubris permintaan keluarga Hodgson. Tapi segala berubah saat ia diberi tahu bahwa polisi pun, melihat kejadian tidak biasa di rumah tersebut. Tanpa tidak sedikit ekspektasi, ia pergi ke TKP bersama reporter Douglas Bence.
Sesampainya di lokasi tersebut, mereka ditemui oleh sang nyonya rumah yang tampak sungguh ketakutan. "Nyonya Hodgson hingga tidak bisa mengucap sepatah kata pun," kata Bence.
Awalnya tidak ada kejadian aneh, hingga Graham Morris mulai mengeluarkan kameranya. Kelereng dan mainan Lego tiba-tiba melayang dari beberapa penjuru ruangan.
"Barang-barang mulai terbang di sekitar kamar. Aku tidak bisa mempercayai apa yang kulihat, aku teriak sekuat tenaga," kata Morris. Dahi Morris, pernah dihantam oleh balok Lego. Ad interim itu, walau mengaku tidak bisa memperhatikan dari mana arah benda-benda ini berasal, Bence konfiden bukan keluarga Hodgson yang melakukannya.
Sayang, gambar-gambar yang dijepret Morris tidak sukses meringkus dengan jelas kenyataan yang mereka saksikan. Keesokan harinya, sebab risi dengan kondisi keluarga ini, mereka meminta donasi pada Society for Psychical Research (SPR). Ini, adalah organisasi nirlaba yang mencari klarifikasi yang bisa dipertanggungjawabkan, mengenai suatu momen supranatural.
Maurice Grosse
Semacam orang-orang yang pertama kali bersentuhan dengan permasalahan ini, Maurice Grosse juga memandang momen Enfield dengan perasaan skeptis. Grosse, adalah anak buah baru SPR yang bersedia menyelidiki momen di rumah Hodgson.Tetapi tidak perlu waktu lama, ia mulai mendengar suara ketukan tanpa sumber, dan perabot rumah yang jatuh alias bergerak sendiri. Bahkan satu saat, suatu buku dari aspek ruangan melayang dan menampar wajahnya.
Tiga bulan seusai permasalahan ini dimulai, ia mulai merasakan bahwa gangguan makin parah. Tingkah laku Janet, anak perempuan kedua di keluarga ini, juga terkesan aneh. Janet sering berteriak histeris di tengah malam alias menghantam kepalanya ke tembok dengan keras. "Janet semacam diambil alih, dirinya sungguh marah dan mengucapkan sumpah serapah. Kami hingga harus mengikatnya," kata Grosse.
Satu malam, Grosse juga melihat Jannet ditarik dari kasurnya. "Janet sedang tidur dan tiba-tiba dirinya ditarik keluar dari kasurnya. Lalu pintu terbuka sendiri, dirinya ditarik keluar dari pintu," katanya. Janet semakin ditarik kekuatan tidak terkesan itu hingga menuruni tangga dari lantai dua kamarnya, dengan posisi kepala di bawah.
Roz Morris, Jurnalis BBC
Permasalahan Enfield mencapai puncaknya saat Janet mulai berkata dengan suara yang tidak mungkin dimiliki seorang gadis 11 tahun. Yakni, suara seorang lelaki tua. Maurice Grosse mengajak seorang Roz Morris, seorang jurnalis BBC, untuk melihat langsung momen tersebut. Grosse juga merekam komunikasinya dengan suara tidak biasa itu.
"Suara itu sungguh dalam, sungguh kasar. Suatu suara yang sungguh absurd," ucap Roz Morris.
Pemilik suara yang mengaku bernama Bill tersebut menyebutkan ia tengah berada 'di atas Janet'. Ia juga mendeklarasikan bukti dirinya. "Aku tidak terkesan, sebab aku H.A.N.T.U," begitu suara dalam rekaman tersebut.
Akhir-akhir, Maurice Grosse bertanya apa suara tersebut datang dari Janet sendiri. Janet Hodgson, menyebut bahwa suara tersebut datang dari arah belakangnya.
Maurice lantas meminta Janet untuk mengulum air, dan menutup mulut anak tersebut dengan plester. Bila sebelumnya Janet terbukti mengeluarkan suara mengerikan ini, Grosse konfiden gadis ini sewajibnya tidak bisa lagi melakukannya. "Tetapi suara itu masih muncul," kata Maurice Grosse.
0 comments so far,add yours